250 Paket Sarana PHBS Bagi Anak Usia Dini Desa Kembang |
Perjuangan Gigih Pak Tumaji
selaku Kepala Desa Kembang dalam menjalin
kerjasama dengan PT. Unilever Indonesia bagi Keberlanjutan program PPAUD
patut diacungi jempol.
Berawal dari kegelisahannya setelah mendengar informasi yang diperoleh pada saat beliau mengikuti kegiatan Lokakarya persiapan hand Over Program. Pada saat itu pihak DPIU dan RMC Kabupaten Pacitan secara tegas menyampaikan bahwa setelah berakhirnya masa pendanaan program yang sudah berjalan kurang lebih 3 tahun, TPK akan diserahkan kembali kepada Desa. Setelah semua dikembalikan kepada pihak Desa, maka mau tidak mau harus mengambil alih pendanaaan sepenuhnya kepada pihak Desa.
Berawal dari kegelisahannya setelah mendengar informasi yang diperoleh pada saat beliau mengikuti kegiatan Lokakarya persiapan hand Over Program. Pada saat itu pihak DPIU dan RMC Kabupaten Pacitan secara tegas menyampaikan bahwa setelah berakhirnya masa pendanaan program yang sudah berjalan kurang lebih 3 tahun, TPK akan diserahkan kembali kepada Desa. Setelah semua dikembalikan kepada pihak Desa, maka mau tidak mau harus mengambil alih pendanaaan sepenuhnya kepada pihak Desa.
Menurut beliau, sebagai Kepala Desa pihaknya masih merasa belum sepenuhnya siap untuk mengambil alih (serahterima) tanggungjawab program PPAUD tersebut karena terbatasnya kemampuan anggaran untuk pendanaan oleh pihak desa demi untuk menjaga keberlanjutan program PPAUD ke depan. Selama beberapa bulan beliau terus berfikir keras untuk mencari cara agar bisa menemukan solusi bagi keberlanjutan PAUD di Desanya. Akhirnya beliau memberanikan diri untuk mencari terobosan-terobosan dengan cara melakukan pembicaraan dan penawaran ke berbagai pihak yang dianggap memiliki kepedulian terhadap nasib anak-anak usia dini dan lembaga PAUD. Akan tetapi ternyata setelah ditunggu hingga beberapa bulan tidak ada tanggapan positif sebagaimana yang diharapkan. Pak Tumaji akhirnya mencoba untuk melakukan tawaran kerjasama dengan pihak swasta dan pengusaha lokal yang ia kenal. Itupun juga tidak semudah yang dibayangkan sebelumnya. Beliaupun sempat merasa hampir menyerah dengan usaha yang dilakukannya.
Tanpa
diduga pada suatu saat pak Tumaji mendapatkan informasi bahwa ada sebuah
perusahaan yang ingin menjalin kerjasama kemitraaan dalam bidang budidaya
kedelai hitam. Informasi tersebut oleh pak Tumaji tidak disia-siakan, dan dengan
penuh semangat beliau mencoba mencari tahu akan kebenaran informasi yang
diperolehnya itu. Setelah mencoba tanpa mengenal lelah, akhirnya belaiu
mengetahui bahwa Perusahaan yang siap bermitra tersebut adalah PT. Unilever
Indonesia bekerjasama dengan Yayasan
Persada yang didalamnya ada program pemberdayaan perempuan, anak usia dini, dan
managemen keluarga.
Perusahaan
ini masuk ke kabupaten Pacitan untuk
menjalin kerjasama dengan masyarakat dan desa yang memiliki lahan minimal seluas
50 Ha untuk ditanami kedelai hitam guna memenuhi kebutuhan bahan baku kecap
bagi perusahaannya. Pak Tumaji akhirnya berhasil bertemu dengan perwakilan
perusahaan untuk membicarakan kemungkinan bisa bermitra dengan masyarakat dan
pihak desa Kembang dalam penanaman kedelai
hitam dan sekaligus untuk menjalin kerjasama dalam mendukung keberadaan PAUD di
desanya.
Dan dengan berjalannya waktu, tanpa diduga Pihak PT. Unilever Indonesia
akan melakukan penjajakan awal di desa Kembang untuk mengetahui kemungkinan
terjalinnya kerjasama, yang diawali dengan
mengajak pihak Desa dan tokoh masyarakat untuk mengadakan pertemuan sosialisasi
tentang rencana kerjasama tersebut. Dalam kegiatan sosialisasi tersebut akhirnya
berhasil disepakati beberapa hal yaitu ;
(1). Masyarakat menyatakan siap menyediakan lahan seluas minimal 50 Ha. (2). Menyetujui
seluruh hasil panen nantinya akan dijual
ke PT. Unilever Indonesia dengan harga tetap 8.000/kg. (3). Para ibu-ibu
termasuk wali murid diberdayakan untuk menyortir kedelai . Ibu-ibu sortasi tergabung
dalam GAPOKSI (Gabungan Kelompok Ibu Sortasi). (4). Untuk wali murid yang
tergabung dalam GAPOKSI akan diberi bingkisan berupa paket produk unilever dan
pada saat sortasi dihargai RP 300/kg. (5). Kepedulian PT. Unilever kepada PAUD desa
Kembang pada tahap awal diwujudkan dalam bentuk
Pemberian 250 paket peralatan PHBS (Pembiasaan Hidup Bersih dan Sehat) ,
antara lain ; sikat gigi, sabun mandi, pasta gigi, kalender sikat gigi bagi
anak-anak PAUD di TPK Yoga Kedaton I dan
TPK Yoga Kedaton II desa Kembang. (6). Pihak Desa Kembang telah menandatangani
kontrak kerjasama jangka panjang dengan
pihak PT. Unilever Indonesia dan kedua
belah pihak akan menjalin kemitraan
tanpa batas waktu (selamanya) dengan
syarat kerjasama tersebut saling menguntungkan. (7) PT. Unilever Indonesia siap
membantu pendanaan untuk kebutuhan biaya operasional PAUD Yoga Kedaton I dan
Yoga Kedaton II di desa Kembang, Kecamatan Pacitan, kabupaten Pacitan pasca
serah terima Program PPAUD dari Pemerintah ke pihak Desa.
Berdasarkan
informasi yang disampaikan oleh Pak Tumaji selaku pihak kepala desa Kembang, bahwa
PT. Unilever sudah merealisasikan bantuan 250 paket peralatan PHBS bagi
anak-anak usia dini di kedua lembaga PAUD tersebut. PT. Unilever
Indonesia juga menyatakan siap membantu pendanaan untuk mengembangkan gedung
PAUD yang lebih memadai, dengan syarat
pihak desa dan masyarakat siap menyediakan lahannya. Selain itu Pada tanggal 15
Desember 2011 GAPOKSI yang termasuk wali murid PAUD juga diundang untuk
mengikuti pentas ke Yogyakarta untuk
menghibur dengan musik alat dapur, yang
dihadiri oleh ibu Menteri Pemberdayaan Perempuan.
Dan diakhir
wawancara, dengan raut wajah penuh
kebanggaan Pak Tumaji juga menjelaskan bahwa saat ini pihak PT. Unilever Indonesia
juga masih menjajaki kemungkinan kerjasama dengan desa-desa lainnya yang
memenuhi kriteria dan masyarakatnya siap bekerjasama saling menguntungkan.
Pak Tumaji memang hebat… dan terus berjuang demi
anak-anak usia dini desa Kembang ya pak…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar